Home>>Berita Sport>>Kisah Liga 1 Indonesia & Drama Kontroversi Offside
Kisah Liga 1 Indonesia & Drama Kontroversi Offside
Berita Sport

Kisah Liga 1 Indonesia & Drama Kontroversi Offside

HOBI4D – Kisah Liga 1 Indonesia & Drama Kontroversi Offside

Liga BRI 1 2021/22 tak lepas dari kontroversi. Salah satu perkara yang kerap terjadi di divisi teratas Liga Indonesia ini adalah seputar offside.

Offside sebenarnya adalah aturan sepak bola yang juga kerap menjadi kontroversi di luar negeri. Kompetisi top di Eropa telah memiliki VAR untuk mengatasi persoalan ini. Namun, Liga 1 masih belum memiliki VAR. Jadilah, sejumlah kejadian kontroversial seputar offside terjadi. Apa saja?

Setidaknya, ada lima kejadian offside kontroversial di Liga 1 2021/22. Kami membandingkannya dengan aturan Laws of the Game 2021/22 yang dirilis IFAB.

Persikabo vs Madura United

Kontroversi offside terjadi di laga Persikabo vs Madura United di Indomilk Arena, Tangerang, pada 3 September 2021. Kejadiannya, Ciro Alves yang lari dari belakang diputus offside oleh asisten wasit. Padahal, terlihat jelas Ciro ingin menyambar umpan Roni Sugeng dengan lari dari belakang. Memang, ada Dimas Drajad yang berada dalam posisi offside dan juga melakukan pergerakan. Pada kasus ini, Dimas yang posisinya lebih dekat ke garis gawang Madura United ketimbang pemain kedua terakhir Madura United bisa dianggap offside jika bergerak ke arah bola atau menghalangi bek Madura United yang ingin merebut bola.

Pada Laws of the Game, ada bagian yang menjelaskan soal pemain yang bergerak dari, atau berdiri di, posisi offside menghalangi lawan dan mengganggu pergerakan lawan ke arah bola. Ini merupakan offside jika berdampak pada kemampuan lawan untuk bermain atau merebut bola.

Namun di sini, Dimas sama sekali tak bergerak menuju bola atau menghalangi lawan. Alih-alih menuju bola, Dimas malah berlari menuju ke arah kotak penalti Madura United. Itu artinya, seharusnya, Ciro yang mengambil bola tersebut tak bisa dikatakan dalam posisi offside.

PERSEBAYA VS PERSELA

Kontroversi offside terjadi di laga Persebaya vs Persela di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada 21 Oktober 2021. Kejadiannya saat gol ‘Laskar Joko Tingkir’ yang dicetak Ivan Carlos di menit 35. Ivan mencetak gol itu pada momen serangan balik. Ia menerima umpan terobosan, lalu membawa bola, dan terakhir menendangnya dengan akurat.

Masalahnya, jika diperhatikan lebih jeli, Ivan tampak tipis berdiri pada posisi offside karena bahunya tampak unggul sedikit dari pemain lapangan terakhir Persebaya. Namun, wasit tetap mengesahkan gol tersebut.

Seorang pemain berada dalam posisi offside jika:

Setiap bagian dari kepala, badan, atau kaki berada di setengah lapangan lawan (tidak termasuk garis tengah)
Setiap bagian dari kepala, badan, atau kaki yang lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan lawan kedua terakhir.

Tangan dan lengan semua pemain, termasuk penjaga gawang, tidak diperhitungkan. Untuk keperluan penentuan offside, batas atas lengan sejajar dengan bagian bawah ketiak.

Bali United vs PSIS

Kontroversi offside terjadi di laga Bali United vs PSIS di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada 31 Oktober 2021. Kejadiannya saat gol Stefano Lilipaly dianulir. Pada menit 31, Bali United sebenarnya sempat mencetak gol. Lilipaly membobol gawang PSIS usai menyambar umpan silang dari Melvin Platje.

Akan tetapi, gol itu dianulir karena Ilija Spasojevic yang berdiri pada posisi offside dinilai melakukan gerakan aktif. Sementara, Lilipaly sendiri tidak berada pada posisi offside. Yang berada pada posisi offside adalah Spasojevic. Namun, bola hasil umpan Platje tak mengenai kakinya, lantas kenapa hakim garis mengangkat bendera?

Laws of the Game 2021/22 juga menjelaskan bahwa pelanggaran bisa terjadi karena pemain dalam posisi offside (dalam hal ini Spasojevic) bergerak ke arah bola dengan maksud memainkan bola dan dilanggar sebelum memainkan, atau coba memainkan bola, atau mengadang lawan untuk merebut bola.

Dalam kasus ini, Spasojevic tampak coba ‘memainkan bola’ atau lebih tepatnya berusaha menyambar bola dengan mengangkat kakinya dalam usaha meraih bola. Maka dari itu, sebelum gol Lilipaly tercipta, Spasojevic dianggap telah melakukan pelanggaran offside terlebih dahulu, sehingga gol Lilipaly otomatis tidak sah.

Persib vs Borneo FC

Kontroversi offside terjadi di laga Borneo FC vs Persib di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada 18 Januari 2022. Kejadiannya saat David Da Silva menerima umpan terobosan.

Insiden terjadi pada menit 75 ketika Persib sudah unggul 1-0 berkat gol Mohammed Rashid. Situasinya, semua pemain Borneo FC kecuali kiper mereka, Gianluca Claudio Pandeynuwu, sedang berada di area lapangan permainan Persib. Lantas, Persib mendapat momentum melakukan serangan balik saat Borneo FC sedang asyik menyerang. Salah seorang pemain Persib melepas umpan datar ke depan saat masih di area lapangan permainan sendiri, belum melewati garis tengah.

David pun masih belum melewati garis tengah ketika umpan itu dilepaskan, meski posisi berdirinya di depan outfield player terakhir Borneo FC. Striker Brasil itu lantas mengejar bola, tetapi lalu hakim garis mengangkat bendera tanda offside.

Padahal, David da Silva seharusnya tidak bisa dinyatakan melakukan pelanggaran offside. Sebab, saat umpan dilepaskan rekannya, dia masih belum masuk ke area lapangan permainan Borneo FC. Ini jelas blunder asisten wasit.

PSIS vs Persebaya

Kontroversi offside kembali terjadi di Liga 1. Terbaru, hal ini terjadi di laga PSIS Semarang vs Persebaya yang berakhir 0-0 di pekan ke-22 yang dihelat di Gelora Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (2/2) malam WIB.

Momen tersebut terjadi di menit 17 saat Persebaya bergerak dari serangan balik. Jadi, Ricky Kambuaya berhasil merebut bola dari Wallace Costa. Setelahnya, Kambuaya langsung mengirim umpan terobosan ke Taisei Marukawa yang berada di sisi kanan penyerangan. Marukawa lantas memberi umpan silang ke Marselino Ferdinan yang meneruskan bola ke dalam gawang.

Akan tetapi, hakim garis sudah mengangkat bendera tanda offside saat Marukawa mengejar bola. Namun sebenarnya, posisi Marukawa tak mendahului bek PSIS Semarang, Muhammad Rio Saputra, saat Kambuaya melepas umpan. Jadilah, ini kontroversi.

BACA INFO MENARIK LAINNYA DISINI

Marukawa seharusnya tidak bisa dinyatakan melakukan pelanggaran offside. Pasalnya, saat umpan dilepas, ia tidak lebih dekat ke garis gawang lawan daripada lawan kedua terakhir. Lawan kedua terakhir dalam kasus ini adalah bek PSIS Semarang, Muhammad Rio Saputra. Dalam tayangan ulang, posisi Marukawa tak mendahului Rio saat Kambuaya melepas umpan. Ini jelas blunder asisten wasit.

Berikut HOT PROMO BONUS HOBI4D :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *