Home>>Berita Terkini>>Lewat Tato, Dari Katak Menjadi Real Man di Bali
Berita Terkini

Lewat Tato, Dari Katak Menjadi Real Man di Bali

Jakarta – Bali dan usaha studio tato seperti sudah menjadi satu kesatuan. Tidak ada data pasti, tapi sebuah artikel di media lokal Bali sempat menuliskan pada 2018 tercatat ada kurang lebih 200 studio tato hanya di untuk area Kuta-Legian. Belum terhitung Seminyak, Canggu, Berawa dan lainnya.

Wisatawan domestik maupun internasional yang biasanya paling banyak menjadi pelanggan. Bebas pilih, silakan riset sendiri studio mana dan seniman tato mana yang sekiranya mampu mewujudkan karakter diri yang diperkecil ke dalam gambar.

Dalam kunjungan ke Bali beberapa waktu lalu, detikHOT memilih tiga seniman tato untuk mewakili cerita. Ketiganya memiliki kesamaan, berangkat dari kota di Kalimantan Timur yang bahkan tidak tertulis di semua jenis peta, bernama Bontang. Si Kembar Fuad & Shiddiq Machmud yang mendirikan salah satu studio tato paling tersohor di Bali bernama Due Hatue (2018). Serta Pupha Toding, kini menjadi salah satu seniman tato yang ramai dipesan di studio, Artful Ink.

Fuad-Shiddiq memulainya dari sebuah rumah kontrakan kecil di daerah Canggu dan hanya memiliki satu bed (ranjang) untuk menato. Beroperasi secara private selama dua tahun, berpindah ke Berawa dan kini, menjamu detikHOT di studio barunya, Kebo Iwa Utara.

“Ketika jalan, kita memutuskan untuk membawa tagline Revisit The Tradition. Kembali ke tradisi mana? Indonesia. Kita orang mana? Indonesia. Jadi kayak, polanya kita modif untuk bikin karakter baru dalam gambar dunia pertatoan. Lebih spesifik lagi, kami dari Kalimantan Timur. Makanya, dasar elemennya, Dayak Iban, itu Kalimantan Barat. Sama Kain Kenyah itu Kalimantan Timur. Nama studionya sendiri juga bahasa Dayak, Due Hatue, itu artinya dua laki-laki,” jelas Fuad & Shiddiq saling menimpali.

Keduanya mengamini bahwa gambar tato adalah karakter yang mencerminkan diri sendiri. Fuad & Shiddiq pun memiliki tato yang mencerminkan karakter mereka. Karena kembar, tatonya pun sama dan terletak di leher.

“Ini gambar ‘Pantang Rekong’, katak berenang dari sungai kecil ke lautan besar, lalu menjadi naga. Man, to be real man. Ini gambar khas Dayak Iban, kebetulan yang menato namanya Mas Rendra, asli dari Dayak Iban. Dia menatonya dengan teknik tapping, sekitar 2,5 jam. Jadi orang kalau melihat ini, oh ini Fuad-Shiddiq,” papar Shiddiq.

Lewat seni merajah, Due Hatue kemudian berkembang lebih dari sekadar gambar pada kulit, tapi juga masuk pada produk furnitur.

“Jadi, pengembangan pengaplikasian dari desain karakter yang dari tato tadi, kami mau aplikasikan ke furniture, fashion, jewelry juga. Kayak meja di sini (studio) sudah kita buat sendiri. Mau bikin sofa juga. Bahannya mix material, ada stainless, ada kaca, kayu,” ungkap Fuad.

Jika bicara soal Due Hatue, ternyata tidak lepas dari sosok bernama Pupha Toding. Berangkat lebih dulu dari kota yang sama, pertemuan Pupha dengan drummer SID, Jerinx yang membawanya ke Bali pada 2013. Dalam perjalanannya, Pupha sudah sempat merasakan perang harga kala area Kuta dan Legian dibanjiri studio tato bahkan sampai di dalam gang.

“Awal di Bali itu aku mulai pertama di Twice Bar, Lady Rose, terus ke Baba Yaga. Sempat bikin private, terus ke Clover Temple. Lanjut ke Artful Ink sampai sekarang,” katanya.

“Dulu ngerasin banget di Kuta tempat kita waktu itu di Poppies (Lady Rose Tattoo), itu bener-bener bisa satu gang ada sekitar 22-an studio, itu satu jalan aja, dekat-dekatan lagi. Jadi, benar-benar get lucky aja kalau ada orang datang ke pintu, ngobrol sebisa mungkin untuk bisa dealing, kerasa banget itu struggling,” sambung seniman tato penganut gaya American Style itu.
Jika Fuad-Shiddiq memiliki tato khas mereka di area leher, Pupha memilih tulisan ‘Amazing Grace’ dan gambar hati sebagai tato favoritnya yang terletak di dada.

“Tato Amazing Grace ini dari dulu banget. Terus kan di sini ada gambar sacred heart. Melambangkan bagaimana kamu punya hati yang tulus, ingat sama yang Tuhan pernah kasih di hidupmu. Ditambah tulisan itu, jadinya seperti berkat yang luar biasa aja,” Pupha berfilosofis.

Ketiganya mengamini bahwa tato telah memberikan energi yang luar biasa untuk mereka. Tanpa harus secara langsung ke suatu tempat, gambar-gambar kreasi mereka, yang dirajah di tubuh pelanggan, telah melanglang buana ke berbagai pelosok dunia.

“Kita ingat banget dulu masa-masa sempat bertiga di Yogya, struggling segitunya. Benar-benar sudah stuck, kalau hari itu nggak ada pendapatan, berarti hari itu dan besok nggak hidup. Akhirnya lewat tato, dapat uang, dapat energi untuk bikin lagi dan lagi,” ujar Fuad.

Sekarang ketiganya menetap di Bali, menjadi bagian dari magisnya Pulau Dewata yang mengabulkan doa-doa. Menganggap Bali ada rumah yang menghidupi, tidak hanya diri tapi juga mimpi.

“Aku Bali ya sudah rumahku di sini. Terima kasih Bali karena membolehkan aku untuk menganggap kamu sebagai rumahku,” tutup Pupha.

“Bali sudah bisa bikin aku jadi berkat, nggak cuma untuk diri sendiri, tapi juga orang lain. Thank you, Bali,” pungkas Fuad.

“Tinggal di sini itu mengubah pandangan banget sih. Banyak ketemu orang, campur aduk, mereka datang bawa energi baru, informasi baru. Bersyukur bisa pindah ke sini,” Shiddiq mengakhiri obrolan.

BACA JUGA: BUKTI JACKPOT MEMBER SETIAP HARI BERMAIN DI BO HOBI4D TERPERCAYA.

SOSMED OFFICIAL HOBI4D

Berikut HOT PROMO BONUS HOBI4D :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *